Senin, 19 Maret 2012

Darma Wacana

MERAIH KARUNIA TUHAN MELALUI YADNYA SUARA
Disampaikan pada Darma Wecana di Banjar Triparartha
Tanjung Karang Permai Mataram
Rabu, 7 Maret 2012

Om Swathi Astu, Om Awighnamastu Namosiddham,
Bapak/Ibu para Bakta yang berbahagia, sebelum saya menyampaikan sedikit tentang makna Yadnya Suara dalam upaya meraih karunia Tuhan, ijinkan saya menyampaikan sesuatu bahwa saya tidak bermaksud untuk menggurui Bapak/Ibu yang jauh lebih mempuni dalam bidang spiritual bahkan mungkin sudah pada tahap aplikasinya. Kalau boleh saya umpamakan ibarat main catur, pada awal-awal permainan lebih banyak pion yang menjadi korban. Bahkan para punggawanya (kuda, benteng, loper, dan mentri) yang sulit ditebak gerakannya, ada yang sigsag, lurus, bahkan bebas bergerak kesana kemari. Tapi hari ini saya bukan menjadi korban tetapi menjadi umpan, mudah-mudahan suara ketukan pintu saya didengar oleh pengempon “Pura Dalem” karena saya tidak bisa membuka pintu hati Bapak/Ibu. Orang bijaksana mengatakan sesungguhnya yang membuka pintu adalah dari dalam, dari luar hanya mengetuk saja, walaupun sampai patah tangan ini mengetuk pintu, sampai pegel mulut ini mengucapkan Om Swastiastu, jika dari dalam tidak ada niat untuk membuka pintu, maka pintu tidak akan pernah terbuka. Kembali kecatur, pion walaupun langkahnya terbatas dan hanya boleh melangkah satu kotak, jika pemain catur pintar sebuah pion bisa dimutasi menjadi mentri.
Bapak/Ibu para Bakta yang berbahagia, Yadnya Suara telah berkembang dari sejak Agama Hindu ada, bahkan belakangan mengalami perkembangan yang cukup pesat termasuk juga di Banjar yang kita cintai, cuma masih sebatas kelompok umur tua. Dikalangan anak muda masih belum menyentuh karena belajar kekawin, kidung, dan sekar alit relative tidak mudah, dan dianggap ketrampilan yang tidak mendatangkan profit secara ekonomis. Pada dasarnya semua orang melakukan aktipitas atas dasar profit, tidak banyak yang menyadari bahwa yadnya suara memiliki kekuatan yang “luar biasa dahsyat”. Nyanyian suci merupakan “Gending srana tan pasarana”. Jangankan saat terjaga saat tidur saja napas kita sesungguhnya menyanyikan gending, “dipulese angkihane kone sedeng magending”. Nyinyian suci baik digunakan untuk menjaga diri saat siang maupun malam, “gending melah anggen ngeraksa lemah muah wengi, gending patuh kone cara gegemet, jimat utawi bebadong”. Nedunang Ida Betara sesungguhnya dengan gending (yadnya suara) tetapi dengan reng yang berbeda. Sesungguhnya Weda, Sruti, Sreti, Stawa, Sloka, Mantra merupakan nyanyian suci.
Di dalam Ramayana, 120.30 disebutkan: “Imam arsastrawan nityamitihasapuraatam. Ye narah kirtaisyanti nasty tesam paraabhvah”. Maksudnya: Mereka yang senantiasa mengkidungkan Itihasa yang merupakan pujian abadi dikidungkan para rsi sebagai arsastava yang didalamnya terkandung peristiwa sejarah akan memperoleh kedamaian dan tak terkalahkan dalam hidup ini. Melantunkan syair-syair suci Itihasa akan mendapatkan kemuliaan yang disebut phala sloka. Dalam Ramayana Valmiki 1.1.98.100 dinyatakan bahwa barang siapa yang mendalami kisah Ramayana ini akan disucikan dan bebas dari dosa, sama nilainya dengan membaca seluruh isi veda. Pendalaman Itihasa ini akan menuntun orang jauh dari dosa. Mereka yang serius mendalami Itihasa ini akan memperoleh umur panjang dan setelah meninggal mencapai sorga bersama keturunannya. Brahmana akan memperoleh kesucian dan kemuliaan, Ksatriya akan berkuasa dengan baik melayani rakyat, Waisya akan berbisnis dengan mendapatkan keuntungan yang terhormat dan Sudra akan mendapatkan kekuatan fisik yang senantiasa prima.
Dalam Visnu Purana III.11.94 dinyatakan setelah makan siang orang jangan bekerja dengan tenaga jasmani yang keras, dianjurkan membaca atau mendengarkan pelantunan syair-syair suci Itihasa dan Purana. Tujuan ditulisnya Itihasa dan Purana adalah untuk meningkatkan kulitas hidup manusia, membebaskan dari penderitaan, menuntun Atman menuju Sang Pencipta. Pahala duniawi dan rohani akan didapatkan bagi mereka yang mendalami, melantunkan dan mengamalkan ajaran Itihasa dan Purana dengan baik dan benar sesuai dengan swadharma masing-masing.
Manawa Dharmasastra. II.85 yang meliputi: Vaikari, Upamsu, dan Manasa. Vaikari adalah pelantunan sampai dapat didengar oleh orang di sekitar kita dengan lembut. Upamsu melantunkan syair suci dengan berbisik-bisik khusus untuk dapat didengan telinga sendiri. Sedangkan Manasa pelantunan syair suci dalam hati. Vaikari pahalanya hanya sepuluh, sedangkan dengan Upamsu nilainya seratus dan yang paling utama dengan Manasa nilainya seribu.
Melantunkan nyanyian suci diharapkan:
1) Dapat menciptakan suasana hening dan suci.
2). Memotivasi tumbuhnya hati yang suci bagi peserta upacara yadnya.
3) Memberi peluang kepada semua pihak yang ingin berpartisifasi.
4) Dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kebisingan dan memekakkan telinga.
5) Diarahkan ke dalam hati untuk melembutkan nurani sehingga dapat menimbulkan vibrasi kesucian pada pihak lain.
6) Tidak dilandasi atas niat pamer atau asmita.
7) Melantunkan nyanyian suci tidak bisa hanya berdasarkan keindahan suara.
8) Sikap mental yang melatarbelakangi pelantunan nyanyian suci keagamaan Hindu harus mendapatkan perhatian utama. Menurut Swami Satya Narayana membuat kebisingan yang hiruk pikuk dalam pemujaan Tuhan tergolong dosa.
Menurut Bhagawad Gita VII.1 “Mayya asakta manah partha Yogam yunjanan madavasraya Asamsayam samagram mam Yatha jnyanasyasi tacchrina”. Maksudnya: Dengarkanlah oh Arjuna, pusatkan pikiran padaKu, lakukan yoga dengan sungguh-sungguh. Berlindunglah hanya kepadaKu, jangan ada keraguan, lakukan itu sepenuhnya, maka emgkau mencapai kesadaran Tuhan.
Ada lima hal yang harus dilakukan untuk meraih kesadaran Tuhan yaitu:
1) Asakta Manah yaitu pemusatan pikiran dalam melakukan swadharma. Demikian juga dalam melantunkan nyanyian suci pusatkan pikiran pada Tuhan Yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widi Wasa. Dalam Arjunawiwaha disebutkan bahwa:
Sasi wimba haneng gata, mesi banyu
Nda nasing suci nirmala, mesi wulan
Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin
Ring angambeki yoga, kiteng sakala
Sekadi rupan bulane sane wenten ring toyane mawadah jun
Nanging salwir toyang hening tan peleten madacing bulan
Wantah sapumika wyakti paduka betara ring sang manudadi
Ring sang ngencepang yoga paduka betara marupa terang
Hanya dengan pikiran suci dan heninglah dapat membukakan cahaya jiwa menerangi pikiran.
2) Yoga Yunjana yaitu melaksanakan ajaran yoga dengan baik dan benar. Yoga adalah mengendalikan gejolak pikiran dalam dinamika alam pikiran.
3) Madawasraya yaitu selalu berlindung pada Tuhan. Sraddha Bhakti pada Tuhan jangan hanya sekedar berbhakti yang bersifat formal, berlindung dan berserah dirilah kepada Tuhan.
4) Asamsaya yaitu jangan ragu-ragu melakukan dharma, janganlah ragu-ragu dalam melantunkan nyanyian suci. Dalam Ramayana juga dinyatakan:
Prihen temen dharma duma ranang sarat
Saraga Sang sadu, sireka, tutana
Tan artha tan kama, pidonya tan yasa
Ya sakti sang Sajjana, dhama raksaka
Dhama itu memang harus dicari dan diusahakan, harta, jabatan, hanya bersifat sementara. Orang yang bijaksana hanya dharma yang selalu menjadi pegangan hidupnya.
5) Samagram yaitu melakukan semuanya dengan sepenuh hati. Kalau dapat menghilangkan keragu-raguan maka langkah selanjutnya adalah melakukan sikap itu dengan sepenuh hati. Tidak ragu-ragu saja belum cukup. Hal itu baru sikap maka harus dilanjutkan dengan perbuatan yang sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam berbuat itu adalah wujud bersinerginya jiwa dan raga mendukung ketenangan budhi nurani , kecerdasan intelektual dan kepekaan rasa. Hal itulah yang akan menimbulkan kesungguhan dalam melakukan pengabdian pada dharma mencapai karunia Tuhan. Bentuk karunia itu adalah hidup sehat, dami dan sejahtera lahir batin.
Dalam Dewa Tatwa disebutkan:
Sat wika yadnya puniku
Mawit saking yasa kerti
Nunas panuntun tatimbang
Ring ida sang meraga lingsir
Mangda sampun gangsar tindak
Kirang naya ring pamargi

Yadnya yang utama adalah tergantung pada yasa kerti
Bapak/Ibu, ratu idadane para pemedek yang berbahagia, wantah asapunika presida katur rahina mangkin, sanpun janten akeh kirang antuk titiang ngaturang taler menawi nenten manut ring sejeroning angga sarira ratu idadane sareng sami. Maduluran antuk manah suci nirmala titiang ngelungsur gengrena sinampura. Dumadak Ida Sang Hyang Parama Kawi asung wara nugraha.
Om Santhi Santhi Santhi Om

Mataram, 28 Pebruari 2012
Oleh:


I Ketut Bagiastra

Senin, 05 Maret 2012

Kinerja Bellboy

ANALISIS KINERJA BELLBOY
PADA FRONT OFFICE DEPARTMENT
DI NOVOTEL LOMBOK

Oleh
I Ketut Bagiastra*
Parisdi
*Dosen dpk Akpar Mataram
Abstrak: Tugas Front Office Departement di Novotel Lombok memberikan pelayanannya sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam standar operasional prosedur yang ada. Tugas Bellboy di Novotel Lombok tidak hanya menangani barang bawaan tamu saja tetapi ada beberapa tugas lain yang harus dikerjakan oleh Bellboy. Tugas yang harus dikerjakan oleh Bellboy antara lain: mengantar surat/koran/pesan ke kamar tamu atau ke departemen lain yang berada di hotel, menjaga kebersihan area kerja Bellboy itu sendiri, menangani tamu pada saat pindah kamar serta membawakan barangnya dan juga menjemput tamu yang check-in maupun tamu yang check-out, khusus tamu berstatus all inclusive. Dampak yang ditimbulkan dari pemberlakuan tugas rangkap antara lain dampak positif dan dampak negative. Kecenderungan munculnya keluhan-keluhan tamu disebabkan karena beban kerja yang menjadi tanggung jawab Bellboy sangat tinggi. Metode penentuan subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode populasi yaitu semua staff Bellboy di Novotel Lombok dijadikan sebagai anggota sampel. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan beberapa cara antara lain: 1) Metode wawancara, 2) Metode dokumentasi, 3) Metode observasi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa: 1). Kinerja merupakan sebuah prestasi kerja, untuk memiliki kinerja yang baik, profesionalisme yang tinggi dipengaruhi oleh beban kerja. 2). Dampak positif dari tugas rangkap Bellboy adalah pengurangan jumlah tenaga kerja, memudahkan koordinasi antara bagian dalam suatu organisasi, meningkatkan skill teknis karyawan, memperoleh pengalaman baru, cakrawala pandangan yang lebih luas. 3). Dampak negatif yang ditimbulkan adalah membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan karyawan agar mampu mengerjakan tugas rangkap. seorang pekerja harus melakukan tugas rangkap. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja staff Bellboy diantaranya, pelatihan yang efektif, pengenalan, komunikasi antara sesama team work, pemberian motivasi terhadap karyawan, dan pengelolaan Sumber Daya Manusia.
Kata kunci: Kinerja bellboy

Pendahuluan
Departemen Kantor Depan adalah Departemen yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pelaksanaan operasional Hotel. Hal ini disebabkan karena Departemen Kantor Depan bertugas mengkoordinasikan berbagai pelayanan yang diminta oleh tamu kepada departemen atau seksi-seksi yang bersangkutan sesuai jenis pelayanan yang diberikan. Petugas pelayanan barang di Kantor Depan disebut Bellboy/Bell Attendant. Menurut Bagyono (1997:7), Bellboy memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menangani barang-barang bawaan tamu dan memberikan pelayanan pada saat tamu melakukan check-in, check-out atau room change.
Demikian pula dengan Front Office Departement di Novotel Lombok memberikan pelayanannya sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam standar operasional prosedur yang ada. Tugas Bellboy di Novotel Lombok tidak hanya menangani barang bawaan tamu saja tetapi ada beberapa tugas lain yang harus dikerjakan oleh Bellboy. Adapun tugas yang harus dikerjakan oleh Bellboy antara lain: mengantar surat/koran/pesan ke kamar tamu atau ke departemen lain yang berada di hotel, menjaga kebersihan area kerja Bellboy itu sendiri, menangani tamu pada saat pindah kamar serta membawakan barangnya dan juga menjemput tamu yang check-in maupun tamu yang check-out. Khusus untuk tugas ini, Bellboy hanya melakukannya bila tamu itu berstatus all inclusive. Artinya tamu tersebut mendapat semua fasilitas dan pelayanan hotel secara keseluruhan. Pada Front Office Departement di hotel Novotel Lombok banyak diketemukan ketidak profesionalan dalam bekerja khususnya mengenai tugas rangkap yang dilakukan Bellboy sehingga analisis kinerja Bellboy sangat penting di adakan.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pemberlakuan tugas rangkap antara lain dampak positif dan dampak negatif. Menurut Nitisemito (1982 : 244-247) dan Siagian (1992:172) menyatakan dampak yang ditimbulkan dari tugas rangkap ada dua yaitu dampak positif dan dampak negatif dan dapat dirinci sebagai berikut : 1). Dampak Positif: a.) Pengurangan jumlah tenaga kerja dari dua atau lebih deskripsi jabatan yang berbeda. b) Perusahaan yang melakukan persaingan melalui biaya, maka penerapan tugas rangkap menjadi relevan. c). Tugas rangkap akan memudahkan koordinasi antara bagian dalam suatu organisasi karena jumlah orang dalam organisasi menjadi lebih sedikit. d). Kemampuan atau skill teknis seorang karyawan setelah beberapa lama akan meningkat, sehingga kualitas pelayanan yang diberikan oleh seorang karyawan lebih baik. e). Tugas rangkap akan mengurangi kejenuhan atau kebosanan dalam bekerja. f). Memperoleh pengalaman baru. g). Cakrawala pandangan yang lebih luas. h). Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang baru. i). Memperoleh perspektif baru mengenai kehidupan. j). Persiapan untuk menghadapi tugas baru, misalnya promosi. k). Motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang dihadapi.
2). Dampak Negatif: a). Membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan karyawan agar mampu mengerjakan tugas rangkap. b). Karyawan akan merasa kesulitan untuk menentukan skala prioritas apabila dua atau lebih pekerjaan memerlukan urgency penyelesaian pekerjaan pada waktu bersamaan. c). Bagi perusahaan yanng menerapkan strategi bersaing melalui mutu dan kecepatan pelayanan, akan sulit tercapai apabila seorang pekerja harus melakukan tugas rangkap. d). Perusahaan akan sulit mencari pengganti apabila seorang atau beberapa orang berhalangan hadir.
Dalam operasional hotel diketemukan kejanggalan dalam bekerja karena job diskripsi tidak dijalankan dengan baik sehingga tanggung jawabnya bertambah dan terjadi tugas rangkap akhirnya yang berdampak pada keluhan tamu. Kecenderungan munculnya keluhan-keluhan tamu disebabkan karena beban kerja yang menjadi tanggung jawab Bellboy sangat tinggi sehingga Bellboy tidak dapat melakukan tugasnya secara maksimal. Hal ini sangat berpengaruh pada kedisiplinan, keterampilan, ketelitian dan kecepatan kerja seorang Bellboy. Tugas rangkap yang menjadi tanggung jawab Bellboy menjadikan beban kerjanya sangat tinggi, sehingga tugas dan tanggung jawab Bellboy yang sebenarnya tidak dapat diselesaikan dengan baik. Berdasarkan indentifikasi masalah di atas maka tugas rangkap yang menjadi tanggung jawab Bellboy perlu ditinjau kembali, agar Bellboy dapat mengetahui dampak dari tugas rangkap yang dikerjakannya. Sehingga secara otomatis kinerja bellboy dalam operasionalnya terus menurun. Oleh karena itu dipandang perlu untuk menganalisis secara lebih detail tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bellboy pada Front Office Departement di Novotel Lombok”
Metode Penelitian
Menurut Dr.Suharsimi Arikuto yang dimaksud dengan Metode penelitian yaitu cara atau langkah yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitian (1996:150). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Diskriptif Kualitatif. Metode penelitian diskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendiskipsikan atau menggambarkan / melukiskan fenomena atau hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis, factul dan akurat (Kusmayadi, 2000 :29), Metode ini di terapkan karena peneliti memberikan gambaran pada subjek dan meneliti langsung ke lapangan sehingga hasilnya betul-betul aktual.
Metode penentuan subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode populasi yaitu semua staff Bellboy di Novotel Lombok dijadikan sebagai anggota sampel. Sedangkan metode pengumpulan data menggunakan beberapa cara antara lain: 1) Metode wawancara, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan tanya jawab pada para responden.penelitian. 2) Metode dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data melalui dokumen-dokumen tertulis, buku, bulletin, ataupun gambar yang ada kaitannya dengan kinerja bellboy. 3) Metode observasi, yaitu bentuk alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara observasi/pengamatan. Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung mengenai profesionalisme yang dilakukan oleh Bellboy dalam pencapaian kinerja yang baik.
Dalam pengolahan dan analisis data, digunakan metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk mencari fakta dengan interlisasi yang tepat, mempelajari masalah tata cara masyarakat dan situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, liku-liku pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dari suatu program fenomena. ( Narbuko, 2001:12 )
Hasil Dan Pembahasan
1. Sejarah Singkat Novotel Lombok
Novotel Coralia Lombok merupakan hotel berbintang empat yang berlokasi di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Novotel Coralia Lombok terletak di bagian selatan Pulau Lombok, sekitar 10 kilometer dari Bandara internasional Lombok ( BIL ), dan dengan Taksi dapat ditempuh dengan sekitar 30 menit dari Banara internasional Lombok. Novotel Coralia Lombok didirikan pada tanggal 12 mei 1997 dengan luas area 1.250 Are dan luas bangunan 7500 m. Novotel Coralia Lombok adalah hotel pertama di Pantai Mandalika yang semuanya dimiliki oleh P.T Istana Putri Mandalika dan A.P.C (Accor Asia Pasific Coorporation) yang merupakan cabang dari Accor yang mempunyai kantor pusat di Sydney Australia.
Novotel Lombok terkenal dengan pemandangan pasir putih dan teluk yang berwarna biru kehijau-hijauan dari pantai kuta, di samping itu nama legendaris putri nyale merupakan legenda yang tidak akan pernah pudar dari ingatan para masyarakat Kuta dan sekitarnya, sehingga kawasann novotel terkenal di daerah Mandalika Resort, Pantai putri nyale
2. Fasilitas Hotel Novotel Lombok
a) Spice Market Restaurant
Spice Market Restaurant di sebelah barat hotel diluar lobby dan adalah restaurant yang terdekat dengan dapur.total kapasitas duduk adalah 200 orang,jam kerja adalah 24 jam. Tema Spice Market Restaurant adalah formal ,menekan pelayanan yang sempurna dan perhatian penuh dengan menampilkan masakan modern dan masakan nusantara serta masakan khas daerah lombok tentunya, penuh imajinasi yang menggunakan bahan-bahan yang segar dan eksotis.
b) Voe restauran
Voe restauran terletak di depan kolam renang,diman restaurant ini khusus menyediakan makanan khas laut ( seafood ), dan para tamu bisa menikmati makanan n minuman sambil menikmati pemandangan kolam renang dan laut lepas didepan kolam renang dan buka jam 10.00 pagi sampai jam 10.00 malam berkapasitas 150 orang
Breeze Bar
Breeze Bar berlokasi diantara Voe restauran dan Spice Market Restaurant,dimana Breeze Bar ini menyediakan berbagai jenis minuman alkohol dan non alkohol dengan kapasitas bar 50 orang yang buka antara jam 9.00 pagi sampai jam 12.00 malam
Spa and Massage ( In Balance SPA )
Novotel Lombok menyediakan Spa and Massage bagi tamu yang akan melakukan terapi/pijat relaksi setelah melakukan perjalanan wisata guna mengurangi rasa letih/kelelahan setelah berkeliling melakukan perjalanan wisata Serta menawarkan sasak Massage yang merupakan spesial Massage khas Lombok.
Public Swimming Pool dan Kids Pool
Terletak di depan Voe Restaurant dan menghadap kearah pantai yang digunakan untuk fasilitas umum untuk tamu berenang,dimana Novotel Lombok menyediakan kolam khusus untuk anak-anak dan dewasa.
Clinik/Medical service
Novotel Lombok menyediakan fasilitas Medical service bagi tamu yang pelayananya 24 jam Online.
Artshop/La boutique
Terletak didekat lobby yang menyediakan berupa souvenir ataupun kerajinan yang akan di kunjungi oleh tamu,dan juga menyediakan berbagai jenis kebutuhan tamu layaknya supermaket.
Kul-kul Information Center
Terletak bersebelahan dengan la boutique di mana ditempat ini tamu bisa melakukan bisnis,informasi tour & travel,WFI, dan pembelian tiket on line,yang buka tiap hari mulai dari jam 9.00 pagi sampai jam 10.00 malam
Tour and travel
Novotel Lombok telah menyediakan alat transportasi dalam proses check in dan check out serta untuk antar jemput tamu yang akan melekukan perjalanan wisata disekitar wilayah pulau lombok dan dalam Hal ini Novotel bekerjasama dengan Express Group dan Aman Tour.
Cyber lounge
Novotel Lombok juga mempunyai fasilitas internet acces dan menyediakan 3 unit computer yang bisa di pakai oleh tamu8 yang menginap di Hotel dan dengan membeli voucer di Kul-kul information center.
Fitness Center
Fasilitas kamar Hotel
Hotel Novotel Lombok memiliki sebanyak 108 buah kamar, adapun jumlah kamar yang dimaksud adalah : 1) Superior king size bed sebanyak 43 kamar. 2) Superior twin bed sebanyak 8 kamar. 3) Deluxe Terrace sebanyak 29 kamar. 4) Execitive Suite sebanyak 3 kamar. 5) Sasak Villa sebanyak 15 kamar. 6) Private Pool Villa sebanyak 8 kamar. 7) Family Villa sebanyak 2 kamar
Disamping jumlah kamar dan type kamar tersebut diatas Hotel Novotel Lombok juga memiliki harga rata-rata perkamar ( room rate ) yaitu pada tabel dibaweah ini :
Tabel 02 jenis kamar novotel Lombok dan harga Rate U$ Dollar
NO Room Category Room rate in US$
1 SUPERIOR KING SIZE US$ 179.00/R/N
2 SUPERIOR TWIN BED US$ 169.00/R/N
3 DELUXE TERRACE US$ 204.00/R/N
4 EXECUTIVE SUITE US$ 262.00/R/N
5 SASAK VILLA US$ 304.00/R/N
6 PRIVATE POOL VILLA US$ 379.00/R/N
7 FAMILY VILLA US$ 470.00/R/N
Sumber : Personalia Hotel Novotel Lombok, 2011
4. Departemen Hotel Novotel Lombok
Departemen-departemen yang terdpat di suatu hotel pada umumnya sama,departemen tersebut berbeda antara hotel satu dengan yang lainnya tergantung dari kebijakan pihak manajmen dalam mengklasifikasi dan menghierarki tugas dan tanggung jawab pada sesuai dengan tugas dan tanggung jawab suatu hotel pada umumnya adalah sebagai berikut :1) Front Office Departement. Yaitu departement yang menjual kamar,memberikan pelayanan dan informasi tentang hotel,mengkoordinasi pelayanan,melayani pembayaran serta menengani penyusunan daftar riwayat hidup tamu. 2). Houseekping Departement. Yaitu bagian yang bertugas dan bertanggung jawab dalam memelihara kebersihan dan penataan kamar tamu serta kebersihan area hotel. 3). Food and Beverages Departement. Yaitu bagian yangb bertugas melayani dan menyiapkan makanan dan minuman bagi tamu baik dikamar,restoran dan bar. 4). Accounting Departement. Yaitu bagian yang bertugas dan bertanggung jawab penuh dalam mengelola keuangan hotel. 5). Marketing Departement. Yaitu bagian yang bertugas dalam memasarkan hotel kepasaran luas sesuai dengan kebutuhannya. 6). Human Resouse Departement. Yaitu bagian yang bertugas dalam penerimaan karyawan hotel ( Rekrut Karyawan ) termasuk mengatur,menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan karyawan serta mengurus hak dan kewajiban karyawan. 7). Security Departement. Yaitu bagian yang bertugas dan bertanggung jawab menjaga keamanan serta ketertiban di lingkungan hotel. 8). Purchasing and Store Departement. Yaitu bagian yang bertugas dan bertanggung jawab penuh atas kebutuhan serta pengadaan barang dan penyimpanannya. 9). Laundry and Dry Cleaning Departement. Bagian yang bertugas mencuci semua linen hotel ,pakaian serta seragam karyawan serta pemeliharaannnya. 10). 10. Enggineering Departement



5. Penerapan SOP Bellboy
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan analisis diperoleh bahwa, rata-rata persentase bellboy yang telah melaksanakan tugas sesuai SOP 84%, sedangkan rata-rata persentase yang belum menerapkan SOP hanya 16%. Staff Bellboy tidak melaksanakan job diskripsinya dengan baik karena beban tugas rangkap yang di tanggungnya seharusnya setiap departement harus bekerja sesuai dengan job diskripsinya masing-masing (Veithzal rivai, 2003:442)
Bellboy merupakan seksi yang bertanggung jawab atas penanganan barang bawaan tamu. Tugas dan tanggung jawab itu harus benar-benar diperhatikan oleh masing-masing Bellboy. Bellboy yang bertugas di Novotel Lombok dibantu oleh Bell Captain sebagai atasan mereka. Segala tugas hotel yang dikerjakan oleh Bellboy harus dipertanggungjawabkan kepada Bell Captain terlebih dahulu. Setelah itu Bell Captain sebagai atasan Bellboy akan menyampaikan laporan kepada Front Office Manager.
Novotel Lombok memiliki Bellboy yang difungsikan sebagai seksi pelayanan barang yang bertanggung jawab atas barang bawaan tamu. Tugas tersebut diawali ketika tamu datang untuk menginap/check-in dan tamu yang keluar/check-out, baik itu secara perorangan maupun secara kelompok/group dan juga tamu yang datang dengan sendirinya maupun tamu yang datang dengan bantuan travel agent.
Tugas Bellboy di Novotel Lombok tidak hanya menangani barang bawaan tamu saja tetapi ada beberapa tugas lain yang harus dikerjakan oleh Bellboy. Adapun tugas yang harus dikerjakan oleh Bellboy antara lain: mengantar surat/koran/pesan ke kamar tamu atau ke departemen lain yang berada di hotel, menjaga kebersihan area kerja Bellboy itu sendiri, menangani tamu pada saat pindah kamar serta membawakan barangnya dan juga menjemput tamu yang check-in maupun tamu yang check-out. Khusus untuk tugas ini, Bellboy hanya melakukannya bila tamu itu berstatus all inclusive. Artinya tamu tersebut mendapat semua fasilitas dan pelayanan hotel secara keseluruhan.
Tugas lain dari Bellboy yang bekerja di Novotel Lombok adalah menangani penitipan barang tamu. Karena tidak semua tamu ketika check-out langsung meninggalkan hotel. Hal ini disebabkan adanya tamu yang menunggu jam keberangkatan pesawatnya, ataupun adanya tamu yang ingin berjalan-jalan terlebih dahulu sebelum dia meninggalkan hotel. Alasan inilah yang menjadi penyebab tamu melakukan penitipan barang kepada Bellboy. Barang yang dititipkan oleh tamu akan disimpan di luggage room agar terjamin keselamatannya. Tindakan ini merupakan bentuk kepedulian Bellboy kepada tamu dalam memberikan dan menciptakan pelayanan yang baik dan untuk memuaskan tamu.
Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan juga merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh Bellboy. Salah satunya adalah membantu receptionist dalam hal fotocopy. Terkadang dengan tugas yang diberikan oleh atasan membuat Bellboy harus bertindak lebih cepat dan tepat. Karena Bellboy memiliki tugas yang sangat penting dalam tanggung jawab menangani barang bawaan tamu. Tugas-tugas tadi telah dilakukan dengan baik oleh Bellboy.
Di Novotel Lombok, pelayanan barang tamu mempunyai tugas rangkap seperti: mengantar tamu tour, menjemput tamu yang akan check-in di airport, mengantar tamu yang check-out ke airport, mengecek kelengkapan kendaraan yang akan digunakan. Tugas mengantar tamu tour merupakan tugas rangkap yang harus dikerjakan. Padahal tugas ini tidak ada dalam Job Description Bellboy Novotel Lombok. Bentuk nyata dalam tugas rangkap yang berhubungan dengan pelayanan tour adalah kewajiban seorang Bellboy yang harus mengantar tamu khususnya pemilik hotel/owner, tamu-tamu VIP dan VVIP kemanapun mereka minta. Tidak jarang Bellboy yang mengerjakan tugas ini harus rela untuk menambah jam kerjanya. Tugas ini kerap kali membuat Bellboy mengerjakan dengan setengah hati.
Tugas menjemput tamu yang akan check-in di airport, dan mengantar tamu yang check out ke airport memang merupakan tugas Bellboy Grand Mirage Bali. Namun hanya untuk tamu yang berstatus All Inclucive. Tetapi dalam hal ini hampir semua tamu meminta agar mereka mendapat perlakuan yang sama dalam pelayanan check-in dan check-out. Dengan tugas tersebut Bellboy merasa kebingugan. Bellboy merasa bingung dengan tugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Apalagi ditambah dengan kewajiban seorang Bellboy dalam memeriksa keadaan dan kelengkapan mobil milik hotel yang dipakai untuk kepentingan hotel. Dengan tugas ini, banyaknya keluhan yang diutarakan oleh tamu kepada pihak hotel karena Bellboy tidak dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamu. Selama diterapkannya kebijaksanaan tugas rangkap kepada petugas pelayanan barang tamu di Novotel Lombok telah menimbulkan beberapa hambatan/masalah, seperti terlambatnya pengiriman barang, tertukarnya barang tamu, dan adanya kerusakan terhadap barang milik tamu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:
6. Perbandingan SOP tugas Bellboy dengan kenyataan yang terjadi dalam pelaksanaannya
Tabel 06. Perbandingan SOP tugas Bellboy yang seharusnya dilakukan Novotel Lombok dengan kenyataan yang terjadi dalam pelaksanaannya
No Seharusnya Senyatanya
1. Membaca log book untuk mengetahui hal-hal atau pekerjaan yang perlu diselesaikan. Petugas Bellboy akan tergesa-gesa membacanya karena sudah ada tugas lain yang menunggu seperti mengantar tamu ke airport.
2. Membaca Expected Arrival List (EAL) dan Expected Departured List (EDL) untuk mengetahui tamu yang akan chek in atau check out. Bellboy hanya akan membaca apa yang menjadi tugasnya dan terkadang BellBoy merasa kebingungan akan tugas mana yang harus didahulukan.
3. Menjemput tamu yang akan check-in di airport atau hotel lain Penjemputan bisa terlambat karena Bellboy harus menyelesaikan tugas lain. Hal ini menyebabkan tamu mengeluh karena merasa tidak dihargai.
4. Mengantar tamu check-out ke airport atau hotel lain. Tamu akan merasa jenuh dengan menunggu Bellboy. Hal ini disebabkan karena Bellboy yang mengantar tamu harus mengambil barang tamu ke kamar terlebih dahulu.
5. Menangani barang bawaan tamu pada saat check-in dan check-out. Bellboy akan mengerjakannya dengan cepat-cepat dan terkesan asal-asalan. Sehingga timbullah keluhan dari tamu karena barang rusak, dan barang barang tamu tertukar.
6. Menangani barang tamu pada saat pindah kamar. Tamu akan mengeluh karena Bellboy terlambat dalam melakukan pemindahan barang. Hal ini disebabkan karena Bellboy harus mengerjakan pekerjaan yang lain seperti mengecek kelengkapan fasilitas kendaraan hotel dan juga mengerjakan tugas dari atasan yang sifatnya dadakan. Contohnya melakukan pelayanan tour sesuai dengan keinginan tamu.
7. Menangani penitipan barang bawaan tamu. Tidak ditanggani dengan baik. Sehingga muncul keluhan dari tamu berupa adanya barang yang tertukar.
8. Mengantar surat, koran, dan pesan ke kamar tamu. Adanya keterlambatan dalam pengiriman tetapi terkadang pengiriman tersebut tidak terlaksana. Sehingga Surat atau pesan yang penting ke tamu/manajemen hotel tidak tepat waktu.
9. Menerima dan melaksanakan tugas-tugas suruhan dari atasan. Tidak ada Bellboy yang melaksanakan tugas atasan sehingga tugas-tugas suruhan dari atasan tertunda pelaksanaannya.
10. Menjaga kebersihan dan kerapian area kerja. Karena banyaknya kegiatan, Bellboy tidak begitu memperhatikan kebersihan dan kerapihan area kerjanya. Sehingga Area counter Bellboy terlihat kotor dengan adanya sampah, debu dan kotoran yang tidak sempat dibersihkan.
11. Mengisi log book pada saat akan mengakhiri tugas dan jika ada hal-hal yang belum terselesaikan. Terkadang Bellboy lupa mengisi log book tentang hal-hal yang belum terselesaikan. Bellboy yang bekerja pada shift berikutnya tidak mengetahui pekerjaan mana yang telah terselesaikan dan pekerjaan mana yang masih tertunda.
Sumber : Room Division Manager Novotel Lombok, 2011

Dari tabel di atas bahwa staff bellboy tidak bisa melaksanakan tugasnya sesuai dengan Job diskripsi yang sebenarnya akibat tugas rangkap yang diembannya sehingga Kinerja Bellboy menjadi buruk.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja Bellboy di Novotel Lombok
Dari hasil wawancara dan analisis diperoleh bahwa tanggapan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja staff sebagai berikut :
Pelatihan. Pelatihan yang efektif memberi arahan dan petunjuk pada karyawan untuk membantu mereka berhasil dalam perusahaan. Pelatihan silang meliputi pelajaran kepada karyawan tentang fungsi kerja disamping tanggung jawab pokok mereka. Hal ini akan memberikan keterampilan dan kesempatan yang lebih besar kepada karyawan untuk maju sekaligus memberikan kepada perusahaan karyawan yang lebih terlatih dan berharga. Dari sembilan staff Front Office mereka memberikan tanggapan positif tentang pentingnya pelatihan . Jadi 8/9 x 100 = 88,8%. Jadi pelatihan memberikan pengaruh positif terhadap profesionalisme kerja karyawan / staff di front office pada novotel lombok.
b. Pengenalan. Komentar/pendapat positif dari tamu hrus disampaikan kepada staff sebagai pengakuan bahwa suatu pekerjaan telah dilakukan dengan baik. Pengakuan dapat berupa grafik atau chart tentang prestasi,lap[oran tertulis tentang inspeksi kamar atu program karyawan terbaik bulan ini ( employee of the month).Hasil kuesioner dari tujuh orang yang berada di laundry section tantang “pengenalan” mereka memberikan tanggapan positif tentang pentingnya pelatihan staff . jadi 8/9 x 100 = 88,8 %. Jadi “pengenalan” memberikan pengaruh positif terhadap profesionalisme kerja karyawan/staff di front office departement pada hotel Novotel Lombok.
c. Komunikasi. Komunikasi melalui surat kabar karyawan dapat membuat karyawan selalu tahu akan informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi diperusahaan sperti promosi,penghargaan khusus,dan berita pribadi diantara staff.Tanggapan positif dari tujuh orang yang berada di staff laundry section terkait manfaat pentingnya “komunikasi’ yaitu sembilan orang staff,ada 8 oarang yang memberikan pengaruh positif.jadi 8/9 x 100 = 88,8 %. Jadi “komunikasi” memberikan pengaruh positif terhadap profesionalisme kerja karyawan/staff di front office departament pada hotel Novotel lombok.
d. Motivasi. Motivasi adalah cara yang efektif untuk mensupport para karyawan agar mau bekerja kebih giat lagi guna untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan hasil kuesioner yang diberikan kepada sembilan orang yang berada di front office departement terkait adanya “motivasi” memunculkan tanggapan positif yaitu 9/9 x 100 = 100 %. Jadi “motivasi” memberikan pengaruh positif terhadap tingkat profesionalisme kerja karyawan/staff di front office departement pada hotel Novotel Lombok.
Penghargaan dan prestasi. Penghargaan prestasi memberikan karyawan umpan balik secara tertulis tentang kinerjanya yang meliput kelebihan,kelemahan,dan rencana untuk perbaikan.Hasil kuesionar menunjukan bahwa staff front office memberikan tanggapan positif terkait pemberian “penghargaan dan perstasi” kepada karyawan/staff. Jadfi 9/9 x 100 = 100 %. Jadi “memberikan penghargaan dan prestasi “ memberikan pengaruh posirif terhadap tingkat kinerja karyawan/staff di front office departement pada Hotel Novotel Lombok.
8. Dampak dari tugas rangkap
Setiap manajer diharapkan dapat memastikan bahwa karyawan tertib dalam tugas. Dalam konteks profesional, makna keadilan harus dirawat dengan konsisten. Jika karyawan menghadapi tantangan tindakan profesional, manajemen harus dapat membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam kelakuan yang tidak baik patut diberikan sangsi sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Dalam hal ini para manajer perlu memperhatikan standar profesional yang digunakan untuk menentukan bahwa staff telah diperlakukan secara wajar.
Mengisi log book pada saat akan mengakhiri tugas dan jika ada hal-hal yang belum terselesaikan. Terkadang Bellboy lupa mengisi log book tentang hal-hal yang belum terselesaikan. Bellboy yang bekerja pada shift berikutnya tidak mengetahui pekerjaan mana yang telah terselesaikan dan pekerjaan mana yang masih tertunda. Dampak dari tugas rangkap yang dikerjakan oleh Bellboy Novotel Lombok dapat digolongkan menjadi dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.
a. Dampak Positif
Dampak positif dari tugas rangkap Bellboy antara lain : a) Adanya pengurangan jumlah tenaga kerja dari dua atau lebih deskripsi jabatan yang berbeda. b) Tugas rangkap akan memudahkan koordinasi antara bagian dalam suatu organisasi karena jumlah orang dalam organisasi menjadi lebih sedikit. c) Kemampuan atau skill teknis seorang karyawan setelah beberapa lama akan meningkat, sehingga kualitas pelayanan yang diberikan oleh seorang karyawan lebih baik. d) Memperoleh pengalaman baru. e) Cakrawala pandangan yang lebih luas. f) Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang baru.
b. Dampak negatif
Adapun dampak negatif yang ditimbulkan akibat diberikannya tugas rangkap yang harus dilakukan Bellboy Novotel Lombok adalah sebagai berikut : a) Membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan karyawan agar mampu mengerjakan tugas rangkap. b) Karyawan akan merasa kesulitan untuk menentukan skala prioritas apabila dua atau lebih pekerjaan memerlukan urgency penyelesaian pekerjaan pada waktu bersamaan. c) Bagi perusahaan yang menerapkan strategi bersaing melalui mutu dan kecepatan pelayanan, akan sulit tercapai apabila seorang pekerja harus melakukan tugas rangkap. d) Perusahaan akan sulit mencari pengganti apabila seorang atau beberapa orang berhalangan hadir. Dalam menangani pelayanan tour, terkadang tamu meminta agar Bellboy yang pernah melayaninya dalam pelayanan tour tidak digantikan oleh orang lain/Bellboy yang lain. e) Adanya keluhan yang disampaikan oleh tamu kepada pihak hotel akibat tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh Bellboy. f) Adanya tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Bellboy tidak dapat diselesaikan dengan baik. g) Bellboy hanya akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya saja. h) Adanya selisih paham antara sesama Bellboy dan atasan. Hal ini disebabkan karena Bellboy yang bekerja pada shift sebelumnya tidak memberitahukan tugas yang belum terselesaikan atau tidak menuliskan dalam log book tentang tugas yang masih tertunda. Sehingga petugas Bellboy pada shift selanjutnya tidak mengetahui pekerjaan mana yang belum terselesaikan.

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Kinerja merupakan sebuah prestasi kerja, kinerja yang baik, profesionalisme yang tinggi pada staff Bellboy di Novotel Lombok dipengaruhi oleh beban kerja yang rangkap.
Dampak positif dari tugas rangkap Bellboy adalah pengurangan jumlah tenaga kerja, memudahkan koordinasi antara bagian dalam suatu organisasi, meningkatkan skill teknis karyawan, memperoleh pengalaman baru, cakrawala pandangan yang lebih luas.
Dampak negatif yang ditimbulkan adalah: a) Membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan karyawan agar mampu mengerjakan tugas rangkap. b) Karyawan akan merasa kesulitan untuk menentukan skala prioritas apabila dua atau lebih pekerjaan memerlukan urgency penyelesaian pekerjaan pada waktu bersamaan. c) Bagi perusahaan yang menerapkan strategi bersaing melalui mutu dan kecepatan pelayanan, akan sulit tercapai apabila seorang pekerja harus melakukan tugas rangkap. d) Perusahaan akan sulit mencari pengganti apabila seorang atau beberapa orang berhalangan hadir. Dalam menangani pelayanan tour, terkadang tamu meminta agar Bellboy yang pernah melayaninya dalam pelayanan tour tidak digantikan oleh orang lain/Bellboy yang lain. e) Adanya keluhan yang disampaikan oleh tamu kepada pihak hotel akibat tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan oleh Bellboy. f) Adanya tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab Bellboy tidak dapat diselesaikan dengan baik. g) Bellboy hanya akan mengerjakan apa yang menjadi tugasnya saja. h) Adanya selisih paham antara sesama Bellboy dan atasan. Hal ini disebabkan karena Bellboy yang bekerja pada shift sebelumnya tidak memberitahukan tugas yang belum terselesaikan atau tidak menuliskan dalam log book tentang tugas yang masih tertunda. Sehingga petugas Bellboy pada shift selanjutnya tidak mengetahui pekerjaan mana yang belum terselesaikan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja staff Bellboy diantaranya; sebuah pelatihan yang efektif, pengenalan, komunikasi antara sesama team work, pemberian motivasi terhadap karyawan, dan pengelolaan Sumber Daya Manusia staff itu sendiri.

Saran - saran
Agar dapat mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Bellboy guna meningkatkan kinerja staff Bellboy Novotel Lombok, dapat disarankan beberapa alternatif sebagai berikut :
Mengevaluasi kembali rincian tugas Bellboy. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat beban tugas yang seharusnya dilakukan seorang Bellboy. Sehingga tidak akan terjadi beban tugas pokok yang tidak dikerjakan.
Mengurangi tugas rangkap Bellboy dan memberikan pelatihan tentang tata cara penanganan barang tamu yang baik sehingga walaupun tanpa pengawasan dari atasan para Bellboy dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Diharapkan pihak manajemen mancari daily worker dan trainee untuk meringankan tugas tugas staf di departemen kantor depan.
Untuk meningkatkan pelayanan hotel dengan tujuan memuaskan tamu pada hotel yang bersangkutan,perlu msemperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi Profesionalisme kerja staff front office
Untuk meningkatkan keterampilan staff front office perlu dilakukan pelatihan-pelatihan khusus terkait profesionalisme kerja sehingga dapat memberikan kepuasan bagi para tamu dan tentunya akan tercipta kinerja yang diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

Suwithi Ni Wayan. Cecil Jr. Boham. 2008. Akomodasi Perhotelan untuk SMK Jilid 1. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional
Anomi. 2000. Front office. Mataram, Yayasan Kerta Wisata
Arifin Zainal. 1990. Metode Penelitian. Jakarta : PT Gramedia
Arikunto Suharni. 1997. Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Narbuko. 1999. Metode Pengolahan Dan Analisa Data. Jakarta : Rineka Cipta
Pemdit Nyoman S. 1981. Dasar – Dasar Pariwisata. Jakarta : PT Gramedia Widiarsan
Rivai Veithzal. 2003. Manajmen Sumber Daya Manusia . Jakarta : Murai Kencana
Sugiarto Endar. 2004. Operasional Kantor Depan Hotel. Jakarta : Gramedia Pustaka utama
Widodo . 1991. Metode Subyek Penelitian. Jakarta : PT Gramedia Utama
Bagyono. 1997. Menjadi Bellboy Profesional di Hotel Berbintang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Bagyono, Agus Sambodo. 2005. Dasar-Dasar Kantor Depan Hotel. Yogyakarta Andi
Veithzal rivai,2003:442. Konversi Nilai. Jakarta : Murai Kencana
Teori Herzberg. 1981:151. Dalam Manullang
Sulastiyono Agus. 2006. Manajement Penyelenggaraan Hotel. Bandung: Alfabeta
Sihite Richard. 2000. Job Description. Jakarta: SIC
Tarmoezi dan Manurung Heldin. 2000. Hotel Front Office Professional Hotel Front Liner. Jakarta: Visipro
Renner Peter Franz. 1981. Basic Hotel Front Office Procedures. USA: A CBI Book

MERAIH KARUNIA TUHAN MELALUI YADNYA SUARA

MERAIH KARUNIA TUHAN MELALUI YADNYA SUARA
Disampaikan pada Darma Wecana di Banjar Triparartha
Tanjung Karang Permai Mataram
Rabu, 7 Maret 2012

Om Swathi Astu, Om Awighnamastu Namosiddham,
Bapak/Ibu para Bakta yang berbahagia, sebelum saya menyampaikan sedikit tentang makna Yadnya Suara dalam upaya meraih karunia Tuhan, ijinkan saya menyampaikan sesuatu bahwa saya tidak bermaksud untuk menggurui Bapak/Ibu yang jauh lebih mempuni dalam bidang spiritual bahkan mungkin sudah pada tahap aplikasinya. Kalau boleh saya umpamakan ibarat main catur, pada awal-awal permainan lebih banyak pion yang menjadi korban. Bahkan para punggawanya (kuda, benteng, loper, dan mentri) yang sulit ditebak gerakannya, ada yang sigsag, lurus, bahkan bebas bergerak kesana kemari. Tapi hari ini saya bukan menjadi korban tetapi menjadi umpan, mudah-mudahan suara ketukan pintu saya didengar oleh pengempon “Pura Dalem” karena saya tidak bisa membuka pintu hati Bapak/Ibu. Orang bijaksana mengatakan sesungguhnya yang membuka pintu adalah dari dalam, dari luar hanya mengetuk saja, walaupun sampai patah tangan ini mengetuk pintu, sampai pegel mulut ini mengucapkan Om Swastiastu, jika dari dalam tidak ada niat untuk membuka pintu, maka pintu tidak akan pernah terbuka. Kembali kecatur, pion walaupun langkahnya terbatas dan hanya boleh melangkah satu kotak, jika pemain catur pintar sebuah pion bisa dimutasi menjadi mentri.
Bapak/Ibu para Bakta yang berbahagia, Yadnya Suara telah berkembang dari sejak Agama Hindu ada, bahkan belakangan mengalami perkembangan yang cukup pesat termasuk juga di Banjar yang kita cintai, cuma masih sebatas kelompok umur tua. Dikalangan anak muda masih belum menyentuh karena belajar kekawin, kidung, dan sekar alit relative tidak mudah, dan dianggap ketrampilan yang tidak mendatangkan profit secara ekonomis. Pada dasarnya semua orang melakukan aktipitas atas dasar profit, tidak banyak yang menyadari bahwa yadnya suara memiliki kekuatan yang “luar biasa dahsyat”. Nyanyian suci merupakan “Gending srana tan pasarana”. Jangankan saat terjaga saat tidur saja napas kita sesungguhnya menyanyikan gending, “dipulese angkihane kone sedeng magending”. Nyinyian suci baik digunakan untuk menjaga diri saat siang maupun malam, “gending melah anggen ngeraksa lemah muah wengi, gending patuh kone cara gegemet, jimat utawi bebadong”. Nedunang Ida Betara sesungguhnya dengan gending (yadnya suara) tetapi dengan reng yang berbeda. Sesungguhnya Weda, Sruti, Sreti, Stawa, Sloka, Mantra merupakan nyanyian suci.
Di dalam Ramayana, 120.30 disebutkan: “Imam arsastrawan nityamitihasapuraatam. Ye narah kirtaisyanti nasty tesam paraabhvah”. Maksudnya: Mereka yang senantiasa mengkidungkan Itihasa yang merupakan pujian abadi dikidungkan para rsi sebagai arsastava yang didalamnya terkandung peristiwa sejarah akan memperoleh kedamaian dan tak terkalahkan dalam hidup ini. Melantunkan syair-syair suci Itihasa akan mendapatkan kemuliaan yang disebut phala sloka. Dalam Ramayana Valmiki 1.1.98.100 dinyatakan bahwa barang siapa yang mendalami kisah Ramayana ini akan disucikan dan bebas dari dosa, sama nilainya dengan membaca seluruh isi veda. Pendalaman Itihasa ini akan menuntun orang jauh dari dosa. Mereka yang serius mendalami Itihasa ini akan memperoleh umur panjang dan setelah meninggal mencapai sorga bersama keturunannya. Brahmana akan memperoleh kesucian dan kemuliaan, Ksatriya akan berkuasa dengan baik melayani rakyat, Waisya akan berbisnis dengan mendapatkan keuntungan yang terhormat dan Sudra akan mendapatkan kekuatan fisik yang senantiasa prima.
Dalam Visnu Purana III.11.94 dinyatakan setelah makan siang orang jangan bekerja dengan tenaga jasmani yang keras, dianjurkan membaca atau mendengarkan pelantunan syair-syair suci Itihasa dan Purana. Tujuan ditulisnya Itihasa dan Purana adalah untuk meningkatkan kulitas hidup manusia, membebaskan dari penderitaan, menuntun Atman menuju Sang Pencipta. Pahala duniawi dan rohani akan didapatkan bagi mereka yang mendalami, melantunkan dan mengamalkan ajaran Itihasa dan Purana dengan baik dan benar sesuai dengan swadharma masing-masing.
Manawa Dharmasastra. II.85 yang meliputi: Vaikari, Upamsu, dan Manasa. Vaikari adalah pelantunan sampai dapat didengar oleh orang di sekitar kita dengan lembut. Upamsu melantunkan syair suci dengan berbisik-bisik khusus untuk dapat didengan telinga sendiri. Sedangkan Manasa pelantunan syair suci dalam hati. Vaikari pahalanya hanya sepuluh, sedangkan dengan Upamsu nilainya seratus dan yang paling utama dengan Manasa nilainya seribu.
Melantunkan nyanyian suci diharapkan:
1) Dapat menciptakan suasana hening dan suci.
2). Memotivasi tumbuhnya hati yang suci bagi peserta upacara yadnya.
3) Memberi peluang kepada semua pihak yang ingin berpartisifasi.
4) Dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kebisingan dan memekakkan telinga.
5) Diarahkan ke dalam hati untuk melembutkan nurani sehingga dapat menimbulkan vibrasi kesucian pada pihak lain.
6) Tidak dilandasi atas niat pamer atau asmita.
7) Melantunkan nyanyian suci tidak bisa hanya berdasarkan keindahan suara.
8) Sikap mental yang melatarbelakangi pelantunan nyanyian suci keagamaan Hindu harus mendapatkan perhatian utama. Menurut Swami Satya Narayana membuat kebisingan yang hiruk pikuk dalam pemujaan Tuhan tergolong dosa.
Menurut Bhagawad Gita VII.1 “Mayya asakta manah partha Yogam yunjanan madavasraya Asamsayam samagram mam Yatha jnyanasyasi tacchrina”. Maksudnya: Dengarkanlah oh Arjuna, pusatkan pikiran padaKu, lakukan yoga dengan sungguh-sungguh. Berlindunglah hanya kepadaKu, jangan ada keraguan, lakukan itu sepenuhnya, maka emgkau mencapai kesadaran Tuhan.
Ada lima hal yang harus dilakukan untuk meraih kesadaran Tuhan yaitu:
1) Asakta Manah yaitu pemusatan pikiran dalam melakukan swadharma. Demikian juga dalam melantunkan nyanyian suci pusatkan pikiran pada Tuhan Yang Maha Kuasa, Ida Sang Hyang Widi Wasa. Dalam Arjunawiwaha disebutkan bahwa:
Sasi wimba haneng gata, mesi banyu
Nda nasing suci nirmala, mesi wulan
Iwa mangkana rakwa kiteng kadadin
Ring angambeki yoga, kiteng sakala
Sekadi rupan bulane sane wenten ring toyane mawadah jun
Nanging salwir toyang hening tan peleten madacing bulan
Wantah sapumika wyakti paduka betara ring sang manudadi
Ring sang ngencepang yoga paduka betara marupa terang
Hanya dengan pikiran suci dan heninglah dapat membukakan cahaya jiwa menerangi pikiran.
2) Yoga Yunjana yaitu melaksanakan ajaran yoga dengan baik dan benar. Yoga adalah mengendalikan gejolak pikiran dalam dinamika alam pikiran.
3) Madawasraya yaitu selalu berlindung pada Tuhan. Sraddha Bhakti pada Tuhan jangan hanya sekedar berbhakti yang bersifat formal, berlindung dan berserah dirilah kepada Tuhan.
4) Asamsaya yaitu jangan ragu-ragu melakukan dharma, janganlah ragu-ragu dalam melantunkan nyanyian suci. Dalam Ramayana juga dinyatakan:
Prihen temen dharma duma ranang sarat
Saraga Sang sadu, sireka, tutana
Tan artha tan kama, pidonya tan yasa
Ya sakti sang Sajjana, dhama raksaka
Dhama itu memang harus dicari dan diusahakan, harta, jabatan, hanya bersifat sementara. Orang yang bijaksana hanya dharma yang selalu menjadi pegangan hidupnya.
5) Samagram yaitu melakukan semuanya dengan sepenuh hati. Kalau dapat menghilangkan keragu-raguan maka langkah selanjutnya adalah melakukan sikap itu dengan sepenuh hati. Tidak ragu-ragu saja belum cukup. Hal itu baru sikap maka harus dilanjutkan dengan perbuatan yang sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam berbuat itu adalah wujud bersinerginya jiwa dan raga mendukung ketenangan budhi nurani , kecerdasan intelektual dan kepekaan rasa. Hal itulah yang akan menimbulkan kesungguhan dalam melakukan pengabdian pada dharma mencapai karunia Tuhan. Bentuk karunia itu adalah hidup sehat, dami dan sejahtera lahir batin.
Dalam Dewa Tatwa disebutkan:
Sat wika yadnya puniku
Mawit saking yasa kerti
Nunas panuntun tatimbang
Ring ida sang meraga lingsir
Mangda sampun gangsar tindak
Kirang naya ring pamargi

Yadnya yang utama adalah tergantung pada yasa kerti
Bapak/Ibu, ratu idadane para pemedek yang berbahagia, wantah asapunika presida katur rahina mangkin, sanpun janten akeh kirang antuk titiang ngaturang taler menawi nenten manut ring sejeroning angga sarira ratu idadane sareng sami. Maduluran antuk manah suci nirmala titiang ngelungsur gengrena sinampura. Dumadak Ida Sang Hyang Parama Kawi asung wara nugraha.
Om Santhi Santhi Santhi Om

Mataram, 28 Pebruari 2012
Oleh:


I Ketut Bagiastra